"Bedhol dusun" merupakan prosesi simbolis relokasi warga terdampak ke hunian barunya di lahan yang telah disiapkan. Bedhol dusun secara khusus dilakukan untuk warga dari Pedukuhan Bapangan dan Kepek yang terkena penggusuran secara total.
Prosesi relokasi penduduk desa yang warganya banyak menjadi peserta program relokasi. Yakni, Glagah, Palihan dan Kebonrejo.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan, saat ini sudah sekitar 138 kepala keluarga (KK) dari 279 KK warga terdampak peserta program relokasi yang telah menempati rumah barunya di kompleks relokasi.
Pemkab berupaya tahapan pengosongan lahan dan relokasi warga ini bisa segera selesai dalam waktu dekat, setidaknya sampai awal November.
"Waktu sudah tidak bisa ditawar lagi, deadline sudah jelas. Yang bisa dilakukan sekarang adalah relokasi harus dilakukan secepatnya. Masyarakat kami minta bergegas pindah. Maksimal, selesai di November karena PT Angkasa Pura I sudah banyak pekerjaan di lapangan," imbau Hasto seusai prosesi "bedhol dusun" warga Glagah.
Selain itu, Pemkab Kulon Progo akan memilah warga yang belum segera pindah dan apa saja problematika yang dihadapi. Bagi warga yang sudah menerima ganti rugi pembebasan lahan belum juga pindah, menurutnya hal itu akan sangat merepotkan semua pihak.
"Kami akan urai pilah warga mana yang butuh pertolongan kami. Nanti akan kami data yang sudah pindah dan belum. November, kami akan lakukan pendekatan persuasif kepada warga yang belum mau pindah, termasuk yang masih menolak," katanya.
Project Manager Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan, pihaknya dan pemkab bersinergi dalam upaya percepatan pembangunan bandara. Satu diantaranya untuk urusan relokasi warga terdampak pembangunan.
"Secara prinsip, kami ingin melaksanakan pembangunan bandara sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Yakni, beroperasi pada Maret 2019. Namun begitu, tak dipungkirinya ada faktor lain yang memengaruhi prosesnya, semisal ada warga yang belum bisa pindah dari lahan bandara maupun masih menolak bandara," katanya.
(U.KR-STR)
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2hXjMLNBagikan Berita Ini
0 Response to "Warga terdampak Bandara NYIA selar "bedhol dusun""
Post a Comment