BPBD : bantuan stimulan diprioritaskan rumah rusak berat

Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan bantuan stimulan diprioritaskan bagi korban yang rumahnya rusak berat akibat banjir dampak cuaca ekstrim beberapa waktu lalu.

"Bantuan untuk korban kejadian 28 November kita prioritaskan untuk mereka yang rumahnya rusak berat, rumah yang hilang atau hanyut," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Selasa.

Menurut dia, dari hasil pendataan BPBD Bantul atas kerusakan rumah akibat banjir, tanah longsor usai hujan deras disertai angin kencang karena badai Siklon Tropis Cempaka pada 28 November sebanyak 471 rumah rusak.

Rinciannya, kata dia, sebanyak 365 rumah rusak ringan, 52 rumah rusak sedang dan sebanyak 55 rumah rusak berat yang diantaranya hancur bahkan hanyut terbawa banjir atau tertimpa tanah longsor akibat kejadian dampak badai Cempaka itu.

"Kejadian rumah rusak hampir merata di seluruh Bantul, karena di 17 kecamatan kena semua, namun yang paling dominasi kerusakan rumah ada di Imogiri, seperti Desa Selopamioro dan Desa Sriharjo," katanya.

Dwi Daryanto mengatakan, bantuan yang diberikan bagi korban badai cempaka yang rumahnya rusak berupa bahan bangunan sesuai yang dibutuhkan masyarakat, sehingga setiap rumah tidak mesti sama nilai maupun jenis bantuannya.

"Harapannya masyarakat bisa melakukan swadaya untuk perbaikan rumah rusak itu, karena bantuan dari pemerintah hanya stimulan yang diwujudkan dalam bentuk bahan bangunan," katanya.

Ia mengatakan, sedangkan bantuan bagi korban yang rumahnya rusak sedang juga akan diprioritaskan setelah bantuan rumah rusak berat tertangani, sedangkan rumah rusak ringan, jika bisa diperbaiki sendiri harapannya dilakukan masyarakat.

"Misalnya kalau kerusakannya hanya pada atapnya misalnya dua genteng atau asbes pecah harapannya masyarakat bisa mengupayakan sendiri, jangan menunggu bantuan dari pemerintah," katanya.

(KR-HRI)