"Pertanyaan saya kepada Pemerintah merupakan pertanyaan rakyat," kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin.
Terkait dengan pertanyaan tersebut, Bambang meminta Komisi VI DPR RI mengundang Direksi PT Pertamina Persero dan Perusahaan Gas Negara (PGN) guna menjelaskan kelangkaan bahan bakar dan gas tersebut.
Bambang juga meminta Komisi VII DPR RI mengundang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjelaskan kondisi kelangkaan BBM jenis premium serta kenaikan harga BBM non-subsidi.
"Saya harapkan, Menteri ESDM dan jajarannya, dapat memberikan data produksi minyak dan gas serta data konsumsi BBM secara akurat," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bambang juga meminta Komisi VII DPR RI mempertanyakan kepada Direksi PT PLN mengenai kebijakan penghapusan daya listrik subsidi, dari 450-900 Volt Ampere (VA) menjadi 1.300 VA, yang berdampak terhadap daya beli masyarakat.
Karena DPR RI saat ini masih dalam masa reses hingga 5 Maret mendatang, maka rapat kerja maupun rapat dengar pendapat yang dilakukan Komisi dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR RI baru dilakukan pada masa persidangan berikutnya.
Harga BBM non-subsidi yang naik di sebagian wilayah Indonesia mulai Minggu (25/2) adalah, Pertamina dex naik Rp750 dari Rp9.250 menjadi Rp10.000 per liter. Pertamax naik Rp300 dari Rp8.600 menjadi Rp8.900 per liter.
Pertamax turbo naik Rp500 dari Rp9.600 menjadi Rp10.100 per liter. Dexlite naik Rp600 dari Rp7.500 menjadi Rp8.100 per liter.
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2osIWG7
Bagikan Berita Ini
0 Response to "DPR mempertanyakan kenaikan harga BBM dan listrik"
Post a Comment