Dewan Pendidikan berharap peningkatan gaji guru honorer

Yogyakarta (Antara) - Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta berharap pemerintah membantu meningkatkan gaji guru honorer yang hingga kini dinilai masih cukup memprihatinkan.

"Sampai sekarang di beberapa daerah di DIY masih ada guru honorer yang digaji Rp150 ribu-Rp200 ribu per bulan," kata Ketua Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta Wuryadi di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan Hari Guru Nasional sudah selayaknya dijadikan momentum untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Peningkatan kesejahteraan melalui skema gaji yang layak sangat menentukan masa depan pendidikan di berbagai daerah.

Menurut Wuryadi, sekurang-kurangnya gaji guru honorer harus lebih atau minimal setara dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK).

"Kesejahteraan guru perlu diprioritaskan karena tugas mereka sangat menentukan masa depa bangsa," kata dia.

Dewan Pendidikan DIY, menurut dia, sudah pernah mengusulkan agar Pemda setempat dapat mengalokasikan dana bantuan operasional sekolah daerah (bosda) untuk menambah gaji guru honorer.

Mengingat kecilnya gaji guru honorer, menurut dia, tidak jarang mereka harus melakukan kerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di sisi lain sekolah terkadang memberikan beban tugas melebihi skala gaji yang diterima.

"Meski gaji kecil, saya masih melihat semangat mendidik para guru honorer tetap tinggi," kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan sekolah dapat menggunakan 15 persen dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk menggaji guru honorer.

Besar kecilnya gaji guru honorer memang disesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing sekolah karena pemerintah tidak memiliki anggaran khusus untuk gaji mereka.

"Jadi 15 persen dana BOS yang dikategorikan masuk belanja personel dapat digunakan untuk menggaji guru honorer, selain bersumber dari kemampuan masing-masing sekolah," kata dia.

(L007)

Editor: Hery Sidik