"Di wilayah Piyungan ada dua jembatan darurat yang hilang, hanyut karena luapan sungai. Semuanya di Desa Srimulyo," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul Bantul Aka Luk Luk di Bantul, Kamis.
Menurut dia, dua jembatan darurat tersebut berada di Payak dan Bintaran Wetan. Kedua jembatan itu berada di atas aliran Sungai Kaligawe yang pada Rabu (21/12) meluap karena hujan deras dalam beberapa jam.
Ia mengatakan, jembatan darurat itu hanya digunakan untuk keadaan darurat, dan jembatan yang dibuat masyarakat tersebut tidak terlalu tinggi dari permukaan air sungai, sehingga ketika air meluap terkena aliran.
"Jembatan itu tidak tinggi, sehingga akan terkena aliran sungai saat debit meningkat. Jadi memang hujan kemarin itu membuat sungai meluap, kemudian ditambah kiriman air dari atas wilayah Gunung Kidul," katanya.
Aka mengatakan, luapan sungai di wilayah Piyungan tersebut juga sempat menggenangi permukiman warga bahkan sebagian warga yang terdampak banjir langsung harus mengamankan diri ke lokasi yang lebih aman.
"Tadi (20/12) malam sempat melakukan evakuasi mandiri, karena debit air sungai naik, namun belum dikatakan mengungsi. Ada lima KK (kepala keluarga) terdiri 18 jiwa yang berinisiatif melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman," katanya.
Ia mengatakan, hujan deras pada Rabu (20/12) sejak siang hingga malam memang membuat debit sejumlah sungai di Bantul yang berhulu dari utara naik, namun kondisinya tidak seperti kejadian akhir November saat badai Cempaka.
"Jadi hanya peningkatan debit air sungai saja karena hujan cukup deras, dan memang peningkatannya sebanding dengan curah hujan yang turun. Namun setelah hujan reda, aliran air berangsur surut," katanya. ***4***
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2BhPOu4Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dua jembatan darurat hanyut tersapu arus sungai"
Post a Comment