Lebih dari 200 pengamat mode dunia dan siswa sekolah mode di London terpesona dengan penampilan pragawati mancanegara yang mengenakan busana karya perancang Indonesia yang mengangkat kekayaan wastra Indonesia seperti jumputan Palembang, batik Trenggalek, batik Jambi dan tenun atbm Payakumbuh dalam peragaan busana di gedung tua, Jumat malam.
Pendiri Indonesia Modest Fashion Designer, Jeny Tjahyawati, kepada Antara London, Jumat malam mengatakan Fashion Scout merupakan gelaran fashion show internasional untuk desainer kreatif berbakat dimana fasion scout merupakan ajang fashion show independen terbesar di Inggris.
Kelima perancang busana Indonesia menampilkan karya rancangan yang beragam seperti Aisyah Rupindah Chan yang mengangkat tema Sikok terinspirasi oleh kebudayaan kota Jambi lewat merek Darabirra. koleksi busana syar'i yang menampilkan gaya elegan dan feminin.
Sementara itu Tuty Adib membawakan tema Basiba yang merupakan busana tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat yang menampilkan cutting yang unik dan modern.
Kelima disainer masing-masing menampilkan ciri khas sendiri seperti Ratu Anita Soviah yang membawa koleksi dari merek nya yang bernama Lentera dengan menampilkan kain jumputan Palembang. Sedangkan Lia Afif mengangkat batik Trenggalek. Jeny Tjahyawati menampilkan koleksi busana dengan bordir, manik-manik, swarosky dengan bentuk siluet A.
Dipimpin Martyn Roberts selaku Founder dan Kreatif Direktur, menyebutkan Fashion Scout diperuntukkan tempat berkumpulnya para penyuka desain kreatif di London dan Kiev.
Berdampingan dengan para designer British berbakat, Fashion Scout menyediakan platform untuk internasional fashion designer yang terpilih guna mengikuti fashion show. Adapun designer yang mengikuti antara lain berasal dari China, Scandinavia, Eropa Timur, Timur Tengah dan Asia.
Anjang London Fashion Scout bertujuan untuk melahirkan desainer-desainer muda berbakat. Fashion Scout menyandang reputasi sebagai internasional fashion showcase yang sering dihadiri oleh top media dan pembeli termasuk Anna Wintour, Hilary Alexander, Sara Maino, Suzy Menkes, Lucinda Chambers dan Sarah Mower. Dimana Sarah Womer dikenal luas sebagai pengarah busana atau fashion stylist dari Kate Moss, David Gandy dan Henry Holland.
Para disainer yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion mengakui bahwa bisa tampil di ajang London Fashion Scout yang diadakan selama London Fashion Week merupakan suatu hal yang membanggakan.
"Senang dan bangga akhirnya kami bisa tampil dalam ajang yang cukup bergengsi," ujar Lia Afif usai peragaan busana menambahkan bahwa letih selama persiapan terbayar sudah.
Sementara itu Tuty Adib mengakui kehadiran Walikota Payakumbuh dan Ibu Henny Riza Felepi dalam acara London Fashion Scout merupakan representasi dari kehadiran para pengrajin Tenun Balai Panjang. Pemerintah kota Payakumbuh memberikan apresiasi yang tinggi dan peluang bagi Tuty Adib yang mengangkat tema Basiba yang merupakan busana tradisional dari Minangkabau.
Walikota Payakumbuh, Riza Falepi kepada Antara London mengakui sangat bangga akan disainer Indonesia yang tampil di ajang bergengsi London Fashion Scout. "Suatu pengalaman baru buat saya melihat antusias penonton menyaksikan peragaan busana dari perancang Indonesia mengangkat kain tradisional dan kekayaan Indonesia di dunia Internasional," ujarnya.
Ia sangat mendukung kiprah disainer Indonesia yang ikut mempromosikan kekayaan wastra (kain tradisional) Indonesia, apalagi adanya komitmen yang kuat dari disainer yang mengangkat kain tenun Balai Panjang Payakumbuh sebagai bahan utama rancangan yang ditampilkan dalam London Fashion Scout ini.
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2GiL6OX
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Busana karya lima desainer Indonesia ditampilkan di London Fashion Scout"
Post a Comment