Deklarasi yang berlangsung di Kampung Ledok Macanan, Yogyakarta, Jumat (27/10) itu untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda 2017 sekaligus untuk menyambut Wayang FCTC yang tiba di kota Gudeg senin (23/10).
"Kami mengusung tema Jogja Berani karena dilandasi komitmen kami, anak muda, untuk mendukung Pemda DIY mengurangi jumlah perokok anak di Yogyakarta," kata Perwakilan Warrior Yogyakarta, Renaldo Pratama.
Para warrior FCTC kota Yogyakarta, yakni Agista Siskasari, Desi Rahmawaty, Renaldo Pratama, dan Wira Setya Dharma, sangat bersemangat menggelar aksi deklarasi. Mereka berkolaborasi dengan pengurus Forum Anak dari seluruh kota dan kabupaten di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Edo, panggilan akrab Renaldo, memaparkan jumlah perokok anak di Yogyakarta naik cukup signifikan dari 7,14 persen (data Riskesdas 2010) menjadi kurang lebih 11 persen (Riskesdas 2013).
"Ini sangat mengkhawatirkan. Perokok anak di bawah usia 19 tahun adalah separuh atau 50 persen dari jumlah perokok di Yogyakarta yang menurut data Riskesdas 2013 sebesar 21,2 persen," kata mahasiswa Fakultas Teknik UPN Veteran Yogyakarta ini.
Edo menjelaskan, komitmen untuk tidak merokok di rumah ini bertujuan untuk mengurangi perokok anak. "Ini dilatari hasil penelitian Muhammadiyah Tobacco Control Center tentang pemetaan profil perokok pemula di bawah usia 10 tahun, yang menemukan pengaruh terbesar yang membuat perokok usia muda merokok adalah keluarga," kata Edo.
"Jadi, dorongan untuk tidak merokok harus dimulai langsung dari keluarga. Karena itu kami mengajak semua ayah bunda, kakak adik, paman bibi dan kakek nenek untuk tidak merokok," kata Edo.
Bila anggota keluarga tidak merokok, menurut dia, diharapkan perokok anak akan semakin berkurang.
Warrior FCTC Yogyakarta lainnya, Agista menjelaskan pilihan menggelar aksi di kampung Ledok Macanan disebabkan jumlah perokok anak di sini sangat besar. Selain itu, posisi kampung Ledok Macanan yang berada di tengah kota Yogyakarta membuatnya dikelilingi berbagai billboard iklan rokok.
"Ini sangat mengkhawatirkan, karena anak-anak di kampung ini terpapar iklan rokok terus menerus. Dan ini berpotensi mendorong anak-anak untuk mencoba merokok," kata aktivis Forum Anak Yogyakarta ini.
Karena itu, keempat warrior Yogyakarta mengajak anak-anak dan pemuda warga kampung Ledok Macanan memahami pentingnya bahaya rokok dan paparan iklan rokok melalui acara pementasan wayang fctc dan diskusi yang digelar di aula terbuka kampung Ledok Macanan.
Agista merasa sangat bersyukur atas terselenggaranya diskusi dengan para pemuda warga Ledok Macanan. "Kami terharu karena banyak remaja yang datang ke acara diskusi dan sebagian besar mereka adalah perokok. Melalui diskusi tadi mereka akhirnya sadar akan bahaya merokok sejak dini dan dampak dari paparan rokok yang terus menerus," kata Agista.
Ia bersyukur setelah acara diskusi banyak remaja yang akhirnya paham bahwa anak-anak Indonesia punya hak untuk hidup sehat. "Negara harus melindungi dari segala hal yang bisa merusak kesehatan mereka," kata dia.
Agista menambahkan, tingginya perokok anak juga disebabkan harga rokok sangat murah dan dijual bebas, sehingga membuat rokok sangat mudah dijangkau anak-anak. Tanpa upaya keras untuk meminimalisir faktor penyebab ini, kata Agista, jumlah perokok anak tetap akan naik signifikan.
"Keluarga harus menjadi teladan utama untuk tidak merokok. Dan pemerintah harus menaikkan harga rokok setinggi-tingginya untuk menjauhkan keterjangkauan anak terhadap rokok," kata Agista.
Selain itu, seluruh warrior Yogyakarta juga mendorong pemerintah agar melarang iklan dan promosi rokok untuk melindungi anak-anak dari target pemasaran industri rokok.
Setelah acara diskusi, warga mendapat stiker bertuliskan Rumah Tanpa Asap Rokok. Stiker ini akan ditempelkan di rumah warga dan menjadi komitmen bersama untuk tidak lagi merokok di dalam rumah.
Kota Yogyakarta menjadi kota keenam yang didatangi Wayang FCTC dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”.
Keempat Warrior Yogyakarta menerima Wayang FCTC dan naskah Deklarasi, yang menjadi simbol FCTC Warrior, dari Muslim, Warrior kota Semarang. Warrior FCTC adalah 40 anak muda dari 25 kota di Indonesia yang berkolaborasi menolak hegemoni industri rokok dan menolak menjadi target pemasaran industri rokok.
Setelah Yogyakarta, Wayang FCTC dan naskah Deklarasi 10 Mei akan diperjalankan kembali dalam rangkaian Petualangan 365 hari fctc warrior di 25 kota.
Kota Jember sudah menunggu untuk menerima estafet ketujuh Wayang FCTC Warrior.
(L007)
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2hjrVKSBagikan Berita Ini
0 Response to "Warrior Yogyakarta mendeklarasikan "Jogja Bebas Perokok Anak""
Post a Comment