DIY programkan Pasar Aman untuk keamanan pangan

Bantul (Antara) - Balai Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta memprogramkan Pasar Aman di semua wilayah provinsi ini untuk mewujudkan keamanan pangan maupun olahan makanan yang dijual di pasar tersebut.

"Jumlah sarana dan distribusi pangan itu banyak, kita tidak bisa mengawasi semua satu per satu, dan karena kendala sumber daya kamilah itu maka kami melaksanakan program Pasar Aman," kata Kepala BPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni usai pantauan pangan di Pasar Niten Bantul, Rabu.

Menurut dia, program Pasar Aman merupakan program dalam upaya mewujudkan bahan pangan tidak mengandung bahan berbahaya, program yang bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) ini telah dilaksanakan di tujuh pasar se-DIY.

"Pasar Niten ini termasuk salah satu dari tujuh Pasar Aman yang kita laksanakan di DIY, jadi di setiap kabupaten/kota paling tidak ada satu pasar, bahkan untuk di Bantul ini ada dua pasar aman," katanya.

Ia mengatakan, dalam program Pasar Aman ini pihaknya terlebih dulu melakukan bimtek (bimbingan teknis) kepada pengelola pasar atau lurah pasar, kemudian ada beberapa tim yang membantu mengawasi produk-produk pangan yang dijual.

"Jadi kita bimtek dulu terkait keamanan pangan misalnya produk pangan yang mengandung bahan berbahaya itu ciri cirinya bagaimana, jadi ketika ada produk yang dicurigai mengandung rhodamin, formalin, borak itu langsung diuji tim," katanya.

I Gusti mengatakan, dengan demikian, program pasar aman ini sangat membantu lembaganya dalam pengawasan keamanan pangan, sebab sumber daya manusia (SDM)-nya tidak mungkin bisa melakukan pengawasan setiap hari di semua pasar-pasar tiap hari.

"Jadi langsung bisa dicek tanpa ada BPOM, sehingga jika pedagang ini sudah, maka besoknya yang belum, kalau kita kan belum tentu bisa semua produk kita awasi, jadi kita gandeng pemkab melalui lurah pasar ini untuk melakukan pragram pasar aman," katanya.

Menurut dia, dengan berjalannya program Pasar Aman di DIY ini diakui efektif menurunkan temuan adanya bahan berbahaya pada produk makanan yang dijual di pasar, sehingga ke depan jangkauannya bisa diperluas.

"Seperti kandungan rhodamin pada produk di Pasar Niten ini sekarang sudah tidak kita temukan lagi, yang kemarin sempat kita temukan itu formalin dalam terinasi," katanya.

(KR-HRI)