"Angka sementara produksi perikanan budi daya mencapai 13.692,62 ton. Angka ini masih dapat berubah karena setiap minggu, kelompok pembudi daya ikan panen," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Jumat.
Ia mengatakan tingginya produksi perikanan budi daya dikarenakan pembudi daya mulai melakukan padat tebar. Selain itu, adanya perluasan lahan budi daya. Awalnya, setiap satu meter persegi tebar ikan hanya 100 ekor, sekarang menjadi 150 hingga 200 ekor per meter persegi.
Sudarna mengatakan pembudi daya juga mulai beralih menggunakan teknologi "central drain" dengan padat tebar 1.000 ekor per meter persegi.
"Teknologi ini mampu mendongkrak budi daya perikanan, mulai dari lele, gurami dan nila," katanya.
Ia mengatakan pusat kawasan pengembangan budi daya, yakni Kecamatan Wates, Nunggulan, Lendah, dan Pengasih, serta Kalibawang.
"Budi daya ikan mereta di 12 kecamatan, tapi sentranya di Nanggulan dan Wates," katanya.
Sudarna mengatakan produksi lele di DIY, 65 persennya dipasok dari Kabupaten Kulon Progo. Jaringan pemasaran dan pembudi daya lele di Kulon Progo sudah sangat bagus, sehingga pasar lele tidak ada persoalan.
Asosiasi pedagang ikan lele juga sudah menjalin kerja sama dengan pedagang kaki lima (PKL), pemilik rumah makan dan sekolah-sekolah di DIY.
"Sejauh ini, pemasaran lele tidak ada persoalan. Hal yang menjadi persoalan utama budi daya lele adalah pakan. Pakan sangat mengandalkan buatan pabrik yang harganya mahal," kata dia.
Kepala Bidang Perikanan dan Budi Daya DKP Kulon Progo Leo Handoko mengatakan potensi pasar ikan di Kulon Progo masih terbuka lebar. Saat ini, produksi lele mengalami surplus produksi lele sekitar 8.000 ton per tahun.
"Rata-rata produksi lele di Kulon Progo sebanyak 13.000 ton. Lele dari Kulon Progo dijual keluar daerah seperti ke Kota Yogyakarta," katanya.
(U.KR-STR)
Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2zeSt5VBagikan Berita Ini
0 Response to "Realisasi produksi ikan capai 13.692,62 ton"
Post a Comment