Search

Menristekdikti resmikan sistem pengolahan air Gunung Kidul

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Mohamad Nasir meresmikan prorotipe sistem pengolahan air menggunakan pompa tenaga surya di Desa Temuireng, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mohamad Nasir di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan pembangunan pengolahan air berawal dari usulan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Parangtritis, Bantul, bahwa di wilayah Gunung Kidul mempunyai sumber air yang harus diangkat untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

"Kemudian kami usulkan ke DPR RI untuk penganggaran. Setelah disetujui, pembangunan dilaksanakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta melalui Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) Kementerian Ristekdikti," kata Nasir.

Ia meminta masyarakat untuk merawat pengolahan air, khususnya mesin-mesin. Mesin tersebut harganya mahal dan bisa digunakan selama 20 tahun.

"Untuk pembiayaan awal penggunaan air menggunakan dana dari Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal," katanya.

Ia mengharapkan prototipe sistem itu membantu memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Gunung Kidul, khususnya masyarakat Desa Temuireng yang selama ini memanfaatkan air hujan dan membeli air di musim kemarau dengan kisaran harga Rp150 ribu per lima meter kubik.

Prototipe itu merupakan hasil riset bersama antara Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE)-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta melalui Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) Kementerian Ristekdikti.

Tampungan air ini untuk memenuhi kebutuhan air 269 keluarga di Desa Temuireng, ditargetkan pemompaan air sekitar 70 meter kubik/hari menggunakan 6,4 kWp sistem pembangkit tenaga surya yang dirangkaikan secara langsung (direct coupling) dengan pompa submersible untuk menjangkau bak penampung (reservoir) yang berjarak 741 meter dengan ketinggian sekitar 80 meter dari lokasi pemasangan prototipe.

"Desain dan rancang bangun subsistem ini dilakukan oleh B2TKE-BPPT," katanya.

Pihak UPN melakukan subsistem pengolahan air sehingga kualitas air yang dialirkan ke Desa Temuireng menjadi laik konsumsi dan higienis. Kualitas suplai air baku ke Desa Temuireng yang berasal dari Baron dan Gua Ngobaran melampaui ambang batas persyaratan maksimum 50 CFU per 100 ml.

Dari hasil analisa pada musim curah hujan tinggi, suplai air baku mengandung bakteri E-Coli 9.000 per 100 ml dan total bakteri Coliform 28.000 per 100 ml, pada musim curah hujan sedang didapati total coliform 4.000 per 100 ml, sedangkan pada musim kemarau, total coliform berkisar 400 per 100 ml. Subsistem pengolahan air oleh UPN itu menggunakan tawas maupun biji kelor serta proses olahan dengan destilasi percik.

"Dengan diresmikannya prototipe sistem ini, diharapkan dapat menjadi model sistem pengolahan air higienis dengan memanfaatkan tenaga energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk dapat diterapkan di lokasi lainnya," katanya. 
(U.KR-STR) 01-02-2018 13:07:02

Baca lagi lanjutan nya http://ift.tt/2nx2nMD

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menristekdikti resmikan sistem pengolahan air Gunung Kidul"

Post a Comment

Powered by Blogger.